Minggu, 17 Maret 2013

Masjid Jami’ Al-Hikmah Anjun, 12 Tahun Menanti

12 Tahun sudah masjid ini menanti penyelesaian proses pembangunannya sejak mulai direnovasi total tahun 2001 yang lalu.

Tersembunyi dibalik beberapa bangunan ditambah dengan tumpukan kayu bakar yang membukit di depannya, masjid Jami’ Al-Hikmah Desa Anjun menunggu cukup lama untuk diselesaikan proses pembangunannya. Masjid Jami’ Al-Hikmah yang satu ini berada di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, berada tititik koordinat : 6°38'10.44"S 107°23'31.25"E.




Menurut penuturan seorang sahabat yang merupakan warga asli setempat, masjid ini sebenarnya merupakan masjid pertama di Desa Anjun dan dari dulu biasa disebut sebagai masjid Jami’. Beliau sendiri bahkan nyaris tidak familiar dengan nama masjid Al-Hikmah sebagai nama masjid ini karena terbiasa menyebutnya dengan sebutan Masjid Jami’ saja.

Mencicil Kemegahan
Seiring dengan kebutuhan akan sebuah masjid yang lebih besar, masyarakat setempat merombak masjid ini. Rencananya, dibangun sebagai sebuah masjid besar berlantai dua dengan kapasitas yang cukup memadai untuk menampung jemaah dalam jumlah cukup besar. Hanya saja masalah pendanaan menjadi hambatan penyelesaian pembangunannya yang sudah dimulai sejak tahun 2001 lalu atau sekitar 12 tahun yang lalu.

Lapang di lokasi yg sempit.
Posisi Masjid Jami' ini kini berhimpitan dengan beberapa rumah warga. Lahan lahan terbuka di depan masjid pada sisi jalan raya yang dipenuhi oleh tumpukan kayu bakar seperti pada foto utama di atas bukanlah lahan milik masjid namun lahan milik warga yang juga memiliki usaha kerajinan keramik, sama seperti sebagian besar warga desa Anjun lainnya.

Lantai dasar yang lega.
Bangunan masjid nya dibangun dua lantai. Lantai dasarnya sudah rapi dan cukup layak untuk digunakan sholat berjemaah. Sholat Fardhu Jum'at juga diselenggarakan di ruangan lantai dasar ini. Rancangannya memang sedikit tak biasa dengan hanya menggunakan dua tiang penyanggah dan posisinya berdiri justru berjejer sejajar lurus dengan mihrab terhadap pintu utama, bukan empat tiang utama seperti kebanyakan masjid tanah Jawa.

Jendela tak berdaun.
Sentuhan ahir yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lantai dasar masjid ini salah satunya adalah melengkapinya dengan daun jendela dan daun pintu. baik pintu dan jendela di tiga sisi masjid ini masih belum dilengkapi dengan daun pintu dan daun jendela, masih blong. Justru dengan kondisi itu sholat Zuhur dan Ashar di masjid ini dapat sambil merasakan hembusan angin sepoi sepoi dari luar bangunan.

Lantai dua yang nyaris terbengkalai.
Berbeda dengan lantai dasar masjid yang sudah siap digunakan meski belum rampung 100%, lantai dua masjid ini masih berserakan dengan material bangunan, bekas adukan semen, tumpukan bekas bekas kayu penyanggah dan lain sebagainya. Rerumputan mulai menghijau di beberapa bagian. Area terbuka antara lantai satu dan duanya terpaksa ditutup sementara dengan genteng seperti sebuah gubuk.

tangga yang mulai lapuk dimakan waktu.
Ku urungkan niat untuk naik hingga ke atap masjid ketika menyadari bahwa tangga darurat yang tadinya dipakai oleh para pekerja ini mulai lapuk dimakan waktu. Sudah cukup lama masjid ini menanti penuntasan pembangunannya. beberapa bagian betonnya  terlihat sudah mulai menghitam oleh bakal lumut yang akan tumbuh disana.

membayangkan keindahan
Lobang bundar besar di bagian atas itu adalah rencana tempat duduknya sebuah kubah besar yang menutup sekaligus memperindah tampilah masjid ini. karena belum kunjung selesai, pengurus masjid menggunakan atap genteng yang dipasang dilantai dua menyerupai sebuah gubuk seperti terlihat pada bagian bawah foto. jejeran batangan bambu penopang atap genteng itu terlihat dari lantai dasar dibawahnya.

Tangga darurat
untuk menuju ke lantai dua rencananya menggunakan satu akses tangga yang diletakkan di sisi kiri depan masjid yang dapat di akses dari teras depan. saat ini masih menggunakan tangga darurat dari kayu. diperkirakan masjid ini masih membutuhkan setidaknya sekitar dua ratus juta-an untuk menyelesaikan proses pembangunannya.

Sintir Bayu
Bila sedang berada di area sholat utama di depan mihrab, lalu memandang ke atas, anda akan menemukan pemandangan seperti foto di atas, sebuah kipas angin besar digantung disana di bawah atap genteng sementara yang menutup area terbuka antara lantai dasar dan lantai dua masjid.

Memandang dari mihrab
Beberapa pemuda setempat yang berkerja di Ibukota pernah menawarkan jasa untuk membantu mencarikan dana ke berbagai lembaga lembaga asing yang siap mengucurkan dana bagi penyelesaian pembangunan masjidi ini, namun para pengurus masjid dan para tokoh setempat menolak dengan halus dengan sedikit berseloroh "kalau dana pembangunanya diborong semua oleh mereka, kita kita tidak kebagian amal jariahnya dong".

Pemandangan dari Lantai dua
Bila telah selesai nanti, lantai dua masjid ini menyajikan pemandangan hijau seperti foto di atas dari celah celah kaca jendelanya. Gunung Cupu yang menghijau itu, cerobong cerobong asap pembakaran keramik, atap atap rumah penduduk yang memerah dan bentangan alam di sisi yang lain menambah keheningan dan kekhusu'an sholat di masjid ini.

dia yang terpekur dalam do'a
Ya Rob yang maha mengijabah, kabulkan semua pintanya. perkenankan do'a doanya, wujudkan dan zohirkan hajatnya. berikan dia ketetapan hati dengan niat tulusnya. Tidaklah sulit bagi MU untuk mengabulkan do'a dan pinta nya dan do'a do'a serta pinta kami hamba hamba MU yang memasrahkan diri hanya kepada-MU.***


Masjid Jami' Baetul Ma'mur Anjun, Plered - Purwakarta

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun

Masjid di Sentra Keramik

Pernah dengar Sentra Keramik Plered Purwakarta ? atau malah anda pernah singgah kesana ?. Sentra Kramik Plered dapat dengan mudah dicapai jika anda sedang berada di ruas jalan antara Bandung ke Jakarta atau sebaliknya melewati Cikampek. Di sini banyak dijumpai keramik yang unik dan pantas untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Bentuknya beraneka ragam dan relatif murah.

Sentra industri keramik Plered berada di Kecamatan Plered, dalam wilayah Kabupaten Purwakarta, kecamatan Plered memiliki luas wilayah 36,79 km persegi dengan jumlah penduduk sekitar 76 ribu jiwa. Sentra industri kecil ini terletak di Desa Anjun, Citeko, dan Desa Pamoyanan. Plered sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil keramik.

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Pembuatan keramik Plered memang sudah berlangsung turun temurun dan diperkirakan dimulai sejak tahun 1904. Awalnya, masyarakat sekitar membuat keramik dari tanah liat merah dan termasuk gerabah ini untuk memenuhi perkakas rumah tangga. Tapi, pada perkembangannya kerajinan tersebut mampu menjadi sumber pendapatan tersendiri bagi masyarakat sekitar.

Memasuki kawasan sentra keramik plered ini, desa Anjun merupakan desa pertama yang akan kita temui, di sepanjang ruas jalan Anjun ini berjejer kios kios para pedagang keramik aneka bentuk dan harga. Sangat menarik untuk dikunjungi bagi para kolektor atau para penggemar keramik.

Diseberang Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun ini berjejer kios kios keramik aneka rupa
Nama desa Anjun sendiri konon berasal dari nama Pangeran Panjunan dari Cirebon yang membawa tanah ke desa ini. Hikayat itu yang kemudian berkembang menjadi asal muasal berkembangnya kerajinan pembuatan gerabah dan keramik di daerah tersebut.

Selain dapat memilih beraneka bentuk keramik dan gerabah, pemandangan desa ini pun cukup indah dengan latar belakang gunung Cupu disebelah barat menjulang tinggi mendominasi pemandangan desa dengan beberapa bongkah batu besar di puncaknya yang sekilas terlihat hanya menempel begitu saja di puncak tertinggi gunung batu tersebut.

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Ditengah sentra keramik di Desa Anjun berdiri megah sebuah masjid bernama Masjid Jami’ Baetul Ma’mur. Sebuah masjid beton berlantai dua. Berada disisi timur jalan raya Anjun atau disebelah kiri jalan pada saat kita memasuki wilayah desa tersebut. Lokasinya yang persis berada di pusat penjualan keramik dan dipinggir jalan raya menjadikannya sangat mudah untuk dijangkau bagi para pelancong kesana.

Lokasi dan Alamat Masjid Jami’ Baetul Ma’mur

Jalan Raya Anjun, Kampung Gunung Cupu
Desa Anjun, Kecamatan Plered
Kabupaten Purwakarta - Jawa Barat
Koordinat geografi : 6°38'7.94"S 107°23'55.42"E





Layaknya masjid yang berada di sentra keramik, dibelakang dan disamping masjid inipun terdapat rumah yang difungsikan sebagai kios keramik, dan bengkel pembuatan keramik berikut fasilitas oven pembakarnya. Diseberang masjid ini berdiri gedung sekolah milik yayasan Saeful Hidayah yang mengelola pendirikan tingkat Raudhatul Athfal (Taman Kanak Kanak) dan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah.

Lokasi masjid ini berdiri juga hanya berjarak sepelemparan batu dari kediaman Lurah Anjun, Ferry Ainul Husni. Rumah kediaman Pak Kades desa Anjun ini bersebelahan dengan gedung Yayasan Saeful Hidayah yang disebutkan tadi. Kang Lurah Ferry menjabat sebagai Kepala Desa Anjun meneruskan jabatan yang sebelumnya dipegang ayahanda-nya.

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Arsitektural Masjid Jami’ Baetul Ma’mur

Masjid Jami’ Baetul Ma;mur dibagun berlantai dua. Sisi kiblat masjid menghadap ke jalan raya sehingga dengan sendirinya pintu utama bangunan masjid ini menghadap ke selatan. Dua tangga beton diletakkan di sisi timur dengan akses dari arah utara dan selatan. Sedangkan tempat wudhu dan toilet dibangun di sisi utara.

Tangga masjid yang berada disebelah luar membuat ruang dalam masjid utuh tanpa tangga. Hanya saja resiko tangga yang berada disebelah luar bangunan seperti ini membuat jemaah yang sudah di dalam harus keluar dulu untuk berpindah dari lantai dasar ke lantai atas ataupun sebaliknya.

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Kontur tanah desa nanjun sendiri memang berbukit bukit membuat jalan raya anjun yang melintas di depan masjid ini jauh lebih tinggi dari permukaan tanah tempat masjinya berdiri. Ada sembilan anak tangga yang harus dituruni dari jalan raya menuju ke halaman masjid berarsitektur arabia ini.

Ciri utama bangunannya ditandai dengan kubah tunggal di tengah atap masjid ditambah dengan empat menara menara kecil di masing masing empat penjuru atapnya. Sebuah bendera kalimah tauhid bewarna hitam dipasang di salah satu puncak menara ini.

Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Di dalam masjid ada empat sokoguru bundar bergaya romawi menopang lantai dua masjid. Mihrabnya dilengkapi dua jendela di masing masing sisi kiri dan kanannya. Sedangkan mimbarnya berupa sebuah podium sederhana lengkap dengan perangkat mikropon-nya.

Perangkat pengeras suara di masjid ini sepertinya cukup memadai. Di bagian dalam ada beberapa pengeras suara yang dipasang dilantai dasar ataupun di lantai dua sedangakan untuk mengumandangkan azan dipasang tiga buah speaker di ujung kubah utama. Dan disekeliling lantai dua ada area balkon yang bisa diakses dari pintu barat di lantai dua, dari area ini pemandangan cukup luas untuk memandang kesekeliling.***

Exterior Masjid Jami' Baetul Ma'mur Anjun


Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun

Interior Masjid Jami' Baetul Ma'mur Anjun


Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun
Masjid Jami' Baetuk Ma'mur Anjun

Sabtu, 16 Maret 2013

Masjid Ash-Shiddiq Taman Cibodas – Lippo Cikarang

Masjid Ash-Siddiq Taman Cibodas - Lippo Cikarang

Masjid Ash-Shiddiq berada di dalam komplek perumahan Taman Cibodas, salah satu komplek perumahan di kawasan Lippo Cikarang. Lokasi komplek ini berdekatan dengan komplek Taman Cibiru di kawasan yang sama. Bagi anda yang belum tahun lokasi nya, dari pintu utama Lippo Cikarang tinggal mengikuti jalan utamanya melewati Mall Lippo Cikarang, Pom Bensin hingga ke ujung jalan dan belok ke kiri. Menyusuri jalan Sriwijaya dan Majapahit hingga melewati gerbang Elysium tak jauh dari sana ada bundaran, ambil jalan ke kanan menuju Taman CIbodas, arah ke kiri menuju ke Taman Cibiru.


View Masjid Ash-Shiddiq in a larger map

Komplek Taman Cibodas cukup asri dengan pepohonan rindang di kontur tanah yang sedikit berbukit dan jalan menuju gerbangnya dibuat berkelok dan menurun mengikuti kontur tanah aslinya berupaya menghadirkan kesan seakan akan benar benar di Cibodas. Rumah rumah yang mungil dengan rancangan terbuka memang sedikit menghadirkan suasana Villa di kawasan Cibodas-Cianjur yang dingin di Cikarang yang panas.

diantara rindang pepohonan
Di sisi paling timur komplek perumahan ini sudah berdiri sebuah bangunan masjid yang diberi nama Masjid Ash-Shiddiq. Ukuran bangunan utama masjidnya tidak terlalu besar, sudah ditambah dengan area tambahan di sebelah selatan bangunan utama. Keseluruhan pembangunannya memakan waktu selama satu tahun dari rencana awal-nya sekitar empat tahun. Keseluruhan dana pembangunannya bersumber dari swadaya jemaah dan sumbangan seorang dermawan.

dengan area tambahan di sisi selatan
Masjid ini salah satu masjid yang memiliki seorang imam tetap. Sholat berjamaah lima waktu di masjid ini dihadiri antara dua hingga tiga shaf pria. Seperempat dari ruang dalam masjid disediakan untuk jemaah akhwat. Dan meski ukurannya tak terlalu besar, area berwudhu dan toilet disini sudah dipisahkan antara toilet dan area wudhu pria dan wanita.

beduk yang meski jarang dipakai juga tersedia di masjid ini
Acara cukup meriah yang baru saja diselenggarakan di masjid ini adalah peringatan maulid Nabi Muhammad S.A.W yang digabungkan bersamaan dengan peringatan haul Sheikh Abdul Qodir Jailani. Acara yang cukup ramai dihadiri jemaah setempat dan jemaah dari komplek perumahan disekitar Cibodas.

Pengurus DKM Ash-Shiddiq

di dalam masjid
Susunan pengurus DKM Masjid Ash-Shiddiq – Lippo Cikarang terdiri dari : Pelindung : Ketua RW.17 / Cibatu, Penasehat : Bambang H.R, Ketua DKM dijabat oleh Kabul Rianto, Sektetaris : Ismet, Bendahara : Mulyadi, Seksi kerohanian USt, Jamaludin, Seksi Sosial dan sarana : S Rindam dan Eko Purnomo, Seksi PHBI : Cahyadi dan Sudiana dan seksi ZIS : Harbinson.***

-----------------------------------------------------

Baca juga Artikel Masjid Masjid Lippo Cikarang Dan EJIP Lain-nya